Sponsor

Selasa, 20 Januari 2015

Masalah pendidikan dan olahraga di Indonesia


Masih banyak masalah-masalah yang belum terselesaikan di negara kita ini, ada yang pernah di coba di selesaikan tetapi muncul masalah baru, ada yang sudah terselesaikan, dan ada juga yang belum pernah di selesaikan, berikut ini dari sekian banyak  masalah-masalah seputar pendidikan dan olahraga di Indonesia. Selamat membaca !!!

1. Masalah UN
 
Selama ini kita tahu banyak orang yang pro dan kontra mengenai pengadaan Ujian Nasional, ada sebagian orang mengatakan  UN itu bagus, akan membuat siswa/i  belajar dan belajar sehingga akan ada bekal ilmu pengetahuannya di kemudian hari jika dia di dunia kerja, akan membuat siswa/i terbiasa menghadapi tekanan hidup, tekanan ini nanti akan di alami di saat dia bekerja. Ada sebagian orang mengatakan agar pendidikan kita dapat bersaing di dunia, karena pendidikan kita masih rendah di bandingkan negara-negara lain.
Tetapi sebagain orang tidak setuju diadakan Ujian Nasional ini, alasan mereka sebagian mengatakan, pengadaan Ujian Nasional yang di lakukan selama ini tidak terbukti ada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, tidak ada peningkatan dalam hitung-hitungan statistik. Sebagian mekatakan pengadaan ujian nasional ini akan membunuh psikologis dan karakter siswa, siswa akan sangat tertekan dan stres yang sangat tinggi jika menjelang Ujian Nasional, jika tidak lulus, ini akan membunuh karakter si anak, dia akan selalu terbayang ke UN setiap langkahnya dan tidak akan terlupakan olehnya.
Menurut penulis Ujian Nasional tidak menentukan kesuksesan seseorang, nilai ujian nasional yang tinggi tidak menentukan keberhasilan seseorang, nilai matematika nya misalnya tinggi, ini tidak menentukan masa depannya cerah. Bukan berarti jika nilai fisikanya rendah dia bodoh atau tidak mampu, tetapi setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, ada orang tidak bisa mengusai pelajaran berhitung tetapi bisa mengusai pelajaran yang menghafal, ada orang tidak bisa menguasai pelajaran tetapi jago dalam bermain musik, ada orang tidak bisa bernyanyi tetapi jago dalam olahraga karate, nah... disini kita akan membantu dan mendongkrak kelebihan si anak, agar ada bekal hidupnya di kemudian hari, agar dia suskses, jika dia sukses maka  Indonesia akan maju, yang sukses itu akan menambah pendapatan di Indonesia, akan menambah APBN di Indonesia, APBN ini akan membangun pendidikan Indoensia jika tidak di korupsikan.
Penulis berpendapat, UN Tetap di laksanakan, tetapi di kurangi bebannya seperti mengurangi nilai ketuntasan UN, tidak menakut-nakuti murid (takut tidak lulus). Dan dengan cara
Menguji/ menilai spesialisasi murid, hobi atau kesukaan murid yang dapat menambah nilai UN, misalnya anak itu suka olahraga karate, maka dia kan di berikan ujian praktek olahraga karate, bisa juga murid suka mata pelajaran Fisika, maka dia akan di berikan ujian fisika yang telah di bakukan oleh pemerintah, bisa di buat berupa UU bisa berupa peratutan, bisa berupa buku yang di terbitkan menteri pendidikan dan menteri olahraga, maka spesialisasi-spesialisasi murid ini akan terbina, bisa di sekolah bisa juga di tempat-tempat klub olahraga atau klub bidang lainnya. Murid-murid akan mencari kelebihannya dan mencari tempat berlatih, misalnya dia suka komputer maka dia akan mencari tempat bimbingan komputer maka akan ada nanti di indonesia di kemudian hari ahli komputer yang bisa membaggakan Indonesia kita ini.

      2. Masalah ujian spesialis murid

Spesilais akan di pilih siswa, ujian spesialis apa yang akan dia ikuti, misalnya musik, maka dia akan bermain musiknya akan di nilai untuk menambah nilai UN nya. Spesialisasi murid bisa berganti-ganti jika dia belum menemukan kelebihan dalam dirinya.

-          Masalah kriteria kelulusan spesialis murid

Ini bisa di tentukan oleh menteri/pemerintah, bagaian apa yang akan di ujiankan, misalnya ujian spesialis musik gitar, maka harus ada indikator musik gitar yang akan di nilai beserta kriterianya. Begitu juga dalam bidang spesialis lain.

-          Masalah penilai

Tentunya akan di nilai orang yang ahli juga dan namanya terdaftar didinas pendidikan, misalnya untuk menguji murid yang akan ujian musik  maka yang akan menilai adalah orang yang ahli dalam bidang ini, bisa guru dari dalam sekolah itu bisa dari luar sekolah pokoknya namanya terdaftar di dinas.

           3. Masalah kesejahteraan guru

Siapa yang dapat prestasi, maka gaji guru akan naik, dan demikan seterusnya, jadi jika berprestasi, dan berprestasi maka gajinya akan naik dan naik terus sampai batas yang di tentukan misalnya sampai Rp. 10.000.000 maka guru juga akan berlomba-lomba membuat yang terbaik buat murid dan sekolahnya. Untuk menaikkan gajinya bisa berupa prestasi di bidang mengajar, bisa bidang pendidikan, bisa karena berkelakukan baik terus menerus, atau bisa guru yang di sukai murid-murid, dan lain-lain.

Kemudian guru yang bermasalah maka gajinya akan turun, jika banyak berbuat masalah atau tidak mematuhi paretauran dinas pendidikan maka gajianya bisa sampai ke titik nol. Maka di sini guru akan berusaha berbuat terbaik bagi sekolahnya dan pendidikan.
Menurut penulis ini akan lebih efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan kita.

           4. Masalah prestasi olahraga

Kenapa saya menggabungkan masalah pendidikan dan masalah olahraga pada judul di atas, itu di karenakan masalah pendidikan di atas akan berhungungan ke peningkatan prestasi olahraga.
Dari keterangan UN di atas maka olahraga juga akan otomatis berpengaruh, maka klub-klub olahraga akan bertambah, murid-murid akan semakin banyak ikut klub-klub olahraga, pelatih-pelatih olahraga akan bersaing karena di butuhkan di kegiatan Ekskul.
Maka ini akan bagus untuk mendongkrak prestasi olahraga di Indonesia, jika di perhatikan pemerintah maka pemerintah akan membina pelatih-pelatih olahraga  dan membina wasit-wasit olahraga secara rutin (tidak seperti sekarang ini). Maka guru-guru Penjasorkes juga akan termotivasi untuk bagaimana mengajar yang terbaik, karena ada peningkatan gaji jika muridnya berprestasi, maka guru olahraga dan pelatih-pelatih olahraga akan saling membutuhkan dan bekerjasama.

Maka semakin tahun olahraga akan meningkat, pemerintah akan membuat tawaran ke pada seluruh kabupaten-kabupaten yang ada di indonesia, olahraga apa yang paling menonjol di kabupaten itu maka pemerinta akan membagun sarana dan prasaran di kabupaten tersebut, misalnya di kabupaten samosir sering berprestasi olahraga gulat sampai ketingkat nasional maka pemerintah membangun sarana dan prasarana yang ideal di kabupaten samosir, maka di sini juga pemerinta tingkat II akan ikut juga mendorong atlet-atlet yang ada di daerahnya agar berlatih giat dan berprestasi. Maka pemerintah dan olahraga akan saling membutuhkan dan saling bekerjasama dengan baik.

Sehingga semakin lama cabang-cabag olahraga akan semakin maju, misalnya dalam cabang olahraga karate, FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) akan membuat kejuaraan rutin seperti turnamen sepak bola seperti ISL, bagaimana tidak pengusaha akan tertarik dan ikut berpartisipasi dalam mensponsori pertandingan karate, misalnya kita buat  LLK (Lubbang Lonong Karate) , maka kejuaraan karate akan di adakan sekali seminggu  yang bernama LLK , maka yang mensponsori kejuaran karate setiap minggu adalah perusahaan Lubbang lonong. Semakin lama maka pihak TV pun akan semakin tenarik untuk menyiarkan (siaran langsung) kejuaraan karate sekali seminggu seperti ISL.

Untuk mengenai peraturannya: 

Setiap dojo (kulub) karate harus ada 6 (enam) orang ikut bertanding setiap sekali seminggu dan terdaftar di FORKI agar tidak ganti-ganti, maka ke enam atlet ini akan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya (bisa berupa kumite atau kata) seperti sistim point ISL, maka setiap akhir musim yang telah di tentukan akan ada klub karate yang juara dengan point yang tertinggi, maka di sini akan ada sistem jual beli pemain seperti sepak bola.
Ke enam atlet itu tentunya akan melawan sesuai kelasnya, satu lawan satu (seperti peraturan FORKI sekarang)

      Untuk mengatasi masalah dalam menjalankannya

 Jika ada terobosan baru maka akan ada masalah baru lagi dan itu di sadari oleh semua orang,  misalnya masalah di atas akan muncul masalah siapa yang menilai gurunya, akan ada korupsi juga, bisa di atasi dengan membuat wartawan dari swasta di setiap sekolah untuk menkontrol masalah itu, akan lebih baik jika ada TV di bidang pendidikan (hanya menyorot masalah pendidikan di indonesia) maka wartawan-wartawan TV itu akan bekerja di sekitar pendidikan dan sekolah. Kalau tidak ada TV, media koran pun jadilah. 

Tulisan ini, sudah terbit di Riau Pos pada tanggal 13 Desember 2015.
klik disini untuk melihatnya.

Bagaimana menurut anda ? berikan komentarnya di bawah ini !!!


ATAU BISA JUGA DI SINI !!!
thumbnail
Judul:

Masalah pendidikan dan olahraga di Indonesia


Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Terimakasih Sudah Singgah di sini ! :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
http://simbolonbermanhot.blogspot.com @Van Bolon - Published by Bamz