Masih banyak masalah-masalah yang belum terselesaikan di
negara kita ini, ada yang pernah di coba di selesaikan tetapi muncul masalah
baru, ada yang sudah terselesaikan, dan ada juga yang belum pernah di selesaikan,
berikut ini dari sekian banyak masalah-masalah seputar pendidikan dan
olahraga di Indonesia. Selamat membaca !!!
1. Masalah UN
Selama ini kita
tahu banyak orang yang pro dan kontra mengenai pengadaan Ujian Nasional, ada
sebagian orang mengatakan UN itu bagus,
akan membuat siswa/i belajar dan belajar
sehingga akan ada bekal ilmu pengetahuannya di kemudian hari jika dia di dunia
kerja, akan membuat siswa/i terbiasa menghadapi tekanan hidup, tekanan ini
nanti akan di alami di saat dia bekerja. Ada sebagian orang mengatakan agar
pendidikan kita dapat bersaing di dunia, karena pendidikan kita masih rendah di
bandingkan negara-negara lain.
Tetapi sebagain
orang tidak setuju diadakan Ujian Nasional ini, alasan mereka sebagian mengatakan,
pengadaan Ujian Nasional yang di lakukan selama ini tidak terbukti ada
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, tidak ada peningkatan dalam
hitung-hitungan statistik. Sebagian mekatakan pengadaan ujian nasional ini akan
membunuh psikologis dan karakter siswa, siswa akan sangat tertekan dan stres
yang sangat tinggi jika menjelang Ujian Nasional, jika tidak lulus, ini akan
membunuh karakter si anak, dia akan selalu terbayang ke UN setiap langkahnya
dan tidak akan terlupakan olehnya.
Menurut penulis
Ujian Nasional tidak menentukan kesuksesan seseorang, nilai ujian nasional yang
tinggi tidak menentukan keberhasilan seseorang, nilai matematika nya misalnya
tinggi, ini tidak menentukan masa depannya cerah. Bukan berarti jika nilai
fisikanya rendah dia bodoh atau tidak mampu, tetapi setiap orang memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing, ada orang tidak bisa mengusai pelajaran
berhitung tetapi bisa mengusai pelajaran yang menghafal, ada orang tidak bisa
menguasai pelajaran tetapi jago dalam bermain musik, ada orang tidak bisa
bernyanyi tetapi jago dalam olahraga karate, nah... disini kita akan membantu
dan mendongkrak kelebihan si anak, agar ada bekal hidupnya di kemudian hari,
agar dia suskses, jika dia sukses maka
Indonesia akan maju, yang sukses itu akan menambah pendapatan di
Indonesia, akan menambah APBN di Indonesia, APBN ini akan membangun pendidikan
Indoensia jika tidak di korupsikan.
Penulis
berpendapat, UN Tetap di laksanakan, tetapi di kurangi bebannya seperti
mengurangi nilai ketuntasan UN, tidak menakut-nakuti murid (takut tidak lulus).
Dan dengan cara
Menguji/ menilai
spesialisasi murid, hobi atau kesukaan murid yang dapat menambah nilai UN,
misalnya anak itu suka olahraga karate, maka dia kan di berikan ujian praktek
olahraga karate, bisa juga murid suka mata pelajaran Fisika, maka dia akan di
berikan ujian fisika yang telah di bakukan oleh pemerintah, bisa di buat berupa
UU bisa berupa peratutan, bisa berupa buku yang di terbitkan menteri pendidikan
dan menteri olahraga, maka spesialisasi-spesialisasi murid ini akan terbina,
bisa di sekolah bisa juga di tempat-tempat klub olahraga atau klub bidang
lainnya. Murid-murid akan mencari kelebihannya dan mencari tempat berlatih,
misalnya dia suka komputer maka dia akan mencari tempat bimbingan komputer maka
akan ada nanti di indonesia di kemudian hari ahli komputer yang bisa
membaggakan Indonesia kita ini.
2. Masalah ujian spesialis murid
Spesilais
akan di pilih siswa, ujian spesialis apa yang akan dia ikuti, misalnya musik,
maka dia akan bermain musiknya akan di nilai untuk menambah nilai UN nya.
Spesialisasi murid bisa berganti-ganti jika dia belum menemukan kelebihan dalam
dirinya.
-
Masalah kriteria kelulusan
spesialis murid
Ini bisa di
tentukan oleh menteri/pemerintah, bagaian apa yang akan di ujiankan, misalnya
ujian spesialis musik gitar, maka harus ada indikator musik gitar yang akan di
nilai beserta kriterianya. Begitu juga dalam bidang spesialis lain.
-
Masalah penilai
Tentunya
akan di nilai orang yang ahli juga dan namanya terdaftar didinas pendidikan,
misalnya untuk menguji murid yang akan ujian musik maka yang akan menilai adalah orang yang ahli
dalam bidang ini, bisa guru dari dalam sekolah itu bisa dari luar sekolah
pokoknya namanya terdaftar di dinas.
3. Masalah kesejahteraan guru
Siapa
yang dapat prestasi, maka gaji guru akan naik, dan demikan seterusnya, jadi
jika berprestasi, dan berprestasi maka gajinya akan naik dan naik terus sampai
batas yang di tentukan misalnya sampai Rp. 10.000.000 maka guru juga akan
berlomba-lomba membuat yang terbaik buat murid dan sekolahnya. Untuk menaikkan
gajinya bisa berupa prestasi di bidang mengajar, bisa bidang pendidikan, bisa
karena berkelakukan baik terus menerus, atau bisa guru yang di sukai
murid-murid, dan lain-lain.
Kemudian
guru yang bermasalah maka gajinya akan turun, jika banyak berbuat masalah atau
tidak mematuhi paretauran dinas pendidikan maka gajianya bisa sampai ke titik
nol. Maka di sini guru akan berusaha berbuat terbaik bagi sekolahnya dan
pendidikan.
Menurut
penulis ini akan lebih efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan kita.
4. Masalah prestasi olahraga
Kenapa
saya menggabungkan masalah pendidikan dan masalah olahraga pada judul di atas,
itu di karenakan masalah pendidikan di atas akan berhungungan ke peningkatan
prestasi olahraga.
Dari
keterangan UN di atas maka olahraga juga akan otomatis berpengaruh, maka
klub-klub olahraga akan bertambah, murid-murid akan semakin banyak ikut
klub-klub olahraga, pelatih-pelatih olahraga akan bersaing karena di butuhkan
di kegiatan Ekskul.
Maka
ini akan bagus untuk mendongkrak prestasi olahraga di Indonesia, jika di
perhatikan pemerintah maka pemerintah akan membina pelatih-pelatih
olahraga dan membina wasit-wasit
olahraga secara rutin (tidak seperti sekarang ini). Maka guru-guru Penjasorkes
juga akan termotivasi untuk bagaimana mengajar yang terbaik, karena ada
peningkatan gaji jika muridnya berprestasi, maka guru olahraga dan pelatih-pelatih
olahraga akan saling membutuhkan dan bekerjasama.
Maka
semakin tahun olahraga akan meningkat, pemerintah akan membuat tawaran ke pada
seluruh kabupaten-kabupaten yang ada di indonesia, olahraga apa yang paling
menonjol di kabupaten itu maka pemerinta akan membagun sarana dan prasaran di
kabupaten tersebut, misalnya di kabupaten samosir sering berprestasi olahraga
gulat sampai ketingkat nasional maka pemerintah membangun sarana dan prasarana
yang ideal di kabupaten samosir, maka di sini juga pemerinta tingkat II akan
ikut juga mendorong atlet-atlet yang ada di daerahnya agar berlatih giat dan
berprestasi. Maka pemerintah dan olahraga akan saling membutuhkan dan saling
bekerjasama dengan baik.
Sehingga
semakin lama cabang-cabag olahraga akan semakin maju, misalnya dalam cabang
olahraga karate, FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) akan membuat
kejuaraan rutin seperti turnamen sepak bola seperti ISL, bagaimana tidak
pengusaha akan tertarik dan ikut berpartisipasi dalam mensponsori pertandingan
karate, misalnya kita buat LLK (Lubbang
Lonong Karate) , maka kejuaraan karate akan di adakan sekali seminggu yang bernama LLK , maka yang mensponsori
kejuaran karate setiap minggu adalah perusahaan Lubbang lonong. Semakin lama maka
pihak TV pun akan semakin tenarik untuk menyiarkan (siaran langsung) kejuaraan
karate sekali seminggu seperti ISL.
Untuk
mengenai peraturannya:
Setiap
dojo (kulub) karate harus ada 6 (enam) orang ikut bertanding setiap sekali
seminggu dan terdaftar di FORKI agar tidak ganti-ganti, maka ke enam atlet ini
akan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya (bisa berupa kumite atau kata)
seperti sistim point ISL, maka setiap akhir musim yang telah di tentukan akan
ada klub karate yang juara dengan point yang tertinggi, maka di sini akan ada
sistem jual beli pemain seperti sepak bola.
Ke
enam atlet itu tentunya akan melawan sesuai kelasnya, satu lawan satu (seperti peraturan
FORKI sekarang)
Untuk mengatasi masalah dalam menjalankannya
Jika ada terobosan baru maka akan ada masalah
baru lagi dan itu di sadari oleh semua orang,
misalnya masalah di atas akan muncul masalah siapa yang menilai gurunya,
akan ada korupsi juga, bisa di atasi dengan membuat wartawan dari swasta di
setiap sekolah untuk menkontrol masalah itu, akan lebih baik jika ada TV di
bidang pendidikan (hanya menyorot masalah pendidikan di indonesia) maka
wartawan-wartawan TV itu akan bekerja di sekitar pendidikan dan sekolah. Kalau
tidak ada TV, media koran pun jadilah.
Tulisan ini, sudah terbit di Riau Pos pada tanggal 13 Desember 2015.
klik disini untuk melihatnya.
Tulisan ini, sudah terbit di Riau Pos pada tanggal 13 Desember 2015.
klik disini untuk melihatnya.
Judul:
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 02.00.00
Masalah pendidikan dan olahraga di Indonesia
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 02.00.00
0 komentar:
Posting Komentar